Friday, October 3, 2008
Hari ini lengan takdir membiarkan aku mengecap sedikit keindahan. sudah bergitu lama rasanya aku tidak merasakan kehangatan itu. Malam ini aku, ayah dan ibuku makan malam bersama di sebuah restoran, sungguh kebetulan yang tidak di sengaja. Tidak ada rencana, yang ada hanya takdir yang mengayun-ayun. Kami bertiga makan sambil memperbincangkan masalah-masalah hangat. Kadang diselingi canda dan tawa akan suatu yang lucu.
Aku berpikir.. seandainya.... ada orang lain yang memperhatikan kami. Akankah kami terlihat begitu bahagia, sempurna. Sebagai sebuah keluarga kecil dengan seorang anak gadis yang mulai tumbuh dewasa. Mesra dengan tawa dan ayah ibu utuh. Akankah ada gadis lain yang iri melihatku duduk di kursi itu? Menilai kami sebagai pribadi yang utuh.
Aku melihat diriku dari luar ruangan. Betapa kehidupan itukah yang dulu ku mimpikan? Ayah, Ibu, anak kesayangan semata mayang. Aku memang telah berhenti bermimpi dengan imajinasi-imajinasi kecil itu. Begitu pula ingatanku terhapus tentang bagaimana rasanya memiliki sebuah keluarga yang utuh.
Malam ini takdir memberiku sebuah hadiah penyejuk hati. Dibiarkannya aku berimajinasi seperti ketika ku kecil dulu. Dibiarkannya aku merasakan sekali lagi dalam hidupku. Apa rasanya memiliki sebuah keluarga yang utuh persis seperti apa yang kuimpikan. Oh... betapa aku bersyukur.. walau rasa itu hanya tertinggal hitungan menit. Cukup... cukup mengingatkan aku bahwa kehangatan yang berasal dari perapian keluarga itu masih nyata di muka bumi. Hanya saja tidak di rumahku...
0 komentar:
Posting Komentar