Si Senja


Sunday, December 21, 2008


Seperti senja yang datang dalam diam. Tiba-tiba menarik mentari turun dan lalu seketika bumi gelap. Begitulah.. irama sepi yang sama membayangi kehidupanku. Sunyi sampai telingaku bising. Entah siapa sebenarnya aku menanti. Beribu kali kutanya, beribu kali tak dapat kujawab.

Hari ini kubaca sebuah tulisan seorang sahabat. Lelah katanya, ia ingin berhenti mencari, dan berbalik. Letih katanya, tidak kunjung selesai mencari jawab yang tak terjawab. Ratapnya pada Dia, ingin ia bersandar sekali saja, duduk diam di kakiNya, sekali ini. Karena begitu lelah dirinya diombang-ambing nasib yang tak tentu dan tak mau dijawab.

Aku sendiri tak berbeda jauh dengannya. Bergulat mencari jawab yang tak kumengerti. Mencari sebuah wujud, yang tak tau wujudya apa. Bagaimana dapat kucari jika begitu? Sampai kapan akan kutemukan?

Aku mencari belahan jiwa yang dapat membuatku mengerti arti kesunyian. Dan dapat membuatku paham bahasa sepi. Aku mencari dia yang datang atas nama senja yang diam, namun darinya aku mengerti arti kegelapan yang turun. Aku mencari dia yang mengerti pikiran-pikiranku yang kelam. Yang memahami riuhnya suara dalam kepalaku dan menarikku dari kebisingan itu, menarikku ke dunianya yang sepi. Namun sepi yang menceritakan kisah-kisah merdu dan lebih mudah dipahami daripada suara-suara sumbang dalamku.

Aku ingin dia yang dapat membantuku mendefinisikan arti-arti kata yang kucari. Membuat kamus kehidupan pribadi yang tertulis dengan tulisan-tulisan lentik. Namun siapa dia? Ribuan senja kutunggu dia datang. Tapi tak seorangpun datang bersama menelan mentari...

Aku jadi tergelitik mebaca sebuah tulisan milik seorang teman, katanya 'I love being alone, but i hate being lonelly!''

Sungguh ironis! tapi perlu diakui itu benar.. namun seperti sekarang ini. Aku pun bimbang.. apakah aku sendirian atau aku kesepian???

0 komentar:

Posting Komentar