Sunday, June 28, 2009

Kak! Ayo cepat kesini... Ayah datang.
Ayah membawa mainan yang sangat menarik
Ditentengnya sebuah benda, yang paling aneh yang pernah kulihat
Kami berkumpul di ruang keluarga, mengamati dan melihat-lihat
Mainan ini sangat aneh bentuknya, lucu dan sangat pintar
Berbeda dengan segala boneka yang Ayah beli di negri kincir, negri bambu, ataupun negri 1001 malam
Berbeda dengan semua bola dan mobil balap yang Ayah beli Inggris, di Prancis atau di Amerika
Ayah memang hebat! Ayah memang sangat baik!
Kita semua bermain bersama, sibuk mengelilingi mainan menarik ini.
Kutanya Ayah ‘Yah, boleh ku memilikinya?’
Ayah bilang ‘Jangan Dik, biarkan saja disitu. Turuti kata Ayahmu ini ya, Bungsuku sayang’
Aku pun mengangguk kecil, sedih, tapi kupikir aku anak baik yang penurut.
Ayah pergi lagi, kali ini urusan pekerjaan yang tak dapat ditundanya
Ah... Ayah... Kapan pulang?
Rumah sepi Yah... kakak sibuk bermain, aku sendiri.
Rumah ramai Yah... Kakak ramai berebut, aku sedih.
Rumah jadi tak bersahabat.. Kakak saling diam, memendam amarah dan rahasia
Kasak-kusuk dimana-mana, seribu topeng, dan beberapa malam kulihat kakak menangis
Aku ikut pilu Yah... sedih tercabik-cabik... melihat kakak yang ini menangis disini, kakak yang itu menangis disana.
Tapi apa dayaku, Si Bungsu ini Yah?
Aku bukan yang mereka cari untuk berbagi.
Kucoba berlutut disamping Kakak, kukecup pipinya, kupeluk tubuhnya, ‘Kak aku mau menangkapmu’
Tapi ia tetap saja bungkam, ah.. mungkin lain kali Kakak cerita
Ingin kubuang mainanmu itu Yah... yang membuat rumahku jadi sunyi begini.
Ingin aku marah dan meledak, tapi Ayah selalu bilang untuk tenang, jangan salahkan siapapun.
Jadi kupandangi saja semua ini, dengan tangis dalam hati, takut keluargaku pecah
Keluarga manis yang kumiliki.. kini dilipus sunyi dan sendu.
Ku ingat pesanmu Yah... ‘Bungsu, jaga keluarga kita ya, selama Ayah pergi’
Kan kujaga mereka Yah... dengan segenap serpih hatiku
Yang bedenyut lemah di masing-masing kantung jubah mereka
Dan juga di kantungmu , Yah! Kau rasakan itu? Kuselipkan semalam sebelum kau pergi kerja.
Ayah cepat pulang... selesaikan semua ini.
Ajak kami bicara di ruang keluargamu yang nyaman.
Yah, kupegang janjimu ya...
Selama masih kau Ayahnya, kau jaga keluarga ini tetap utuh.
Apapun yang terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar