Friday, January 18, 2008

Mengapa 5 cm?


5 cm, sebuah buku ber-cover hitam, gelap, suram dan misterius. Menurut gw pribadi, buku ini : pesta gagasan tentang harapan dan ide tentang berbagai macam hal yang berhubungan dengan keajaiban pikiran manusia. Yep, manusia dan hidupnya. Dan segala hal dan partikel yang bergerak jauh di dalam kepala kita, tiap aliran darah yang membawa mimpi dan harapan, arus yang melewati lika-liku otak kita dan setiap ide dan gagasan yang menyentuh ujung syaraf di salah satu misteri alam yang tak terselami, pikiran manusia.
(Oops... dan sekarang gaya bahasa menulis gw pun mengikuti Donny Dhirgantoro, penulis buku 5cm)

Buku ini membuat gw berpikir, berpikir banyak sekali tentang hidup, harapan dan gagasan idealis khas pejuang reformasi. Mungkin Donny terlalu banyak menuangkan ide-idenya yang memuncah, terlalu banyak membuat kejutan dalam bukunya namun kejutannya sendiri tidaklah begitu spektakuler, terlalu banyak mengutip lirik lagu ataupun kata-kata orang terkenal sedunia, atau karena endingnya yang begitu dibuat ideal sehingga terkesan terlalu sempit, atau sentuhan-sentuhan horror dan misteri yang teryata......nothing. Atau karena penulisannya yang kurang rapih dan editor yang sangat kurang teliti.

Dibalik semuanya itu, melihat jauh diantara hal-hal yang membuat kita mencela. Buku ini membawa pikiran gw jauh melayang ke atas gunung Mahameru, Puncak pulau Jawa dan berpikir lagi tentang hidup, harapan, gagasan dan juga... cintaku pada ibu yang selama ini darinya kita mendapatkan makanan dan air unutk diminum. Dengan deskripsi gunung Mahameru yang membuatku jatuh cinta dan pesta filsuf dalam percakapan ringan tokoh-tokohnya. Kita diajak bertanya, sudahkah bermanfaat bagi orang lagi. Kita digugat untuk mempertanyakan definisi kata berjuang, cita-cita, bijaksana, musik dan cinta. Kita diajak merenung, bahwa ketika merah-putih berkibar gagah di puncak Jawa, pernahkah kita melihat samudera langit dan bersyukur atas bumi nan indah ini. Dalam 6 jam aku bertualang di kehidupan 5 sekawan ini, aku diingatkan akan mimpi kecilku dulu, keinginanku untuk mencium tangan guru-guruku, memberi hormat pada kakak-kakak ku pahlawan reformasi dan membasuh kaki ayah-ayahku pejuang bangsa.

Buku ini juga banyak mengajar, walau secara bagi orang-orang apatis, buku ini tidak lebih dari summary pepatah-pepatah orang terkenal atau mungkin buku kumpulan lirik lagu. Tak peduli bagiku, jika dari lirik lagu atau syair-syair aku dapat belajar dan... merenung. Merengungkan bangunan harapan yang selama ini kubangun, istana mimpi yang tak lagi sekokoh saat aku percaya Santa Claus.

5 centimeter, yang mengajarkan dengan rendah hati, bagaimana kita dapat terus berjuang agar mimpi bukan saja harapan. Namun mimpi adalah sesuatu yang membuat kita tetap hidup, bukan hanya daging yang berjalan, punya nama dan berbicara, namun benar-benar 'hidup'. Katanya, "biarkan mimpimu tetap ditaruh disini, di depan kening kamu, jangan menenpel, biarkan dia mengambang, menggantung, 5 centimeter di depan kening kamu, supaya tak terlepas dari matamu."

Intinya buku ini buatku pribadi adalah sebuah gagasan dan perenungan. Bertualang di hutan Mahameru yang tak terduga selama 6 jam bersama Genta, Riana, Ian, Arial, Arinda dan Zafran menjadi suatu pengalaman yang tak akan pernah kulupa. Paling tidak sampai kudapat puncak Mahameru dengan kakiku sendiri.

MUST HAVE BOOK!

QUOTES TODAY:
COGITO ERGO SUM (Aku berpikir maka aku ada)
Descartes-5 cm



0 komentar:

Posting Komentar