Thursday, February 7, 2008
'Biarkan Mereka Berlalu , Sas!'
kata-kata yang seperti mantra kuucapkan setiap harinya. Seperti kata yang membesarkan hati dan membuat tubuh ini kuat dari hari ke hari.
Hari ini mawar layu, Sha... setia dalam kotaknya teruntai dengan kalung itu. Biarkan dia juga berlalu ya Sha. Biar kita menangis dalam sepi saja. Air mata kita tak akan lagi menghidupkannya.
Biar Laut mengalun perlahan. Tapi jangan berhenti menangis Sas. Air mata satu-satunya yang menjaga kita tetap hidup. Seperti yang kita ikrarkan dulu. Berjuang untuk tetap hidup.
Andai saja itu mudah, Sha. Jika hanya dengan aliran hangat dipipi kita ini, kita dapat bertahan. Aku mau berbaring selamanya dan melupakan segalanya. Segala mawar yang pernah ada dalam kita dan begitu juga durinya...
Lihat aku lekat-lekat,Sas. Lihat dalam matamu, mata yang menyala terang itu. Jangan biarkan padam cahayanya karena tangis.
Kuharap Sha... kuharap...
Dan...
Ketika tiba senja itu. Kita akan pergi, membawamu terban tinggi dengan sayapku. Jangan takut jatuh Sas, aku cukup kuat. Dan nanti semua ini akan usai, hilang diantara awan-awan dan menguap terbang bersama hembusan angin. Seperti luka kita, dan darah yang mengering karena waktu. Dan air mata yang habis karena bosan. Semua itu akan berlalu. Dan bila tiba saat itu, biarkan mereka berlalu, Sas. Menikmati waktu kita, memulihkan hati kita yang tercabik-cabik dan berhenti menangis... Tersenyum pada mentari yang setia...
0 komentar:
Posting Komentar