Malam Yang Tepat

"bagaimana kalau malam ini?"

"kamu yakin?"

"aku selalu yakin, kamu yang selalu bimbang."

"ohiya?"

"ya, tapi malam ini aku punya perasaan yang kuat untuk ini."

"......."

"kamu masih ragu ya sayang?"

"bukan masalah itu."

"kamu belum siap menyerahkannya?"

"bukan. bukan itu."

"belum rela?"

"tidak juga"

"lalu?"

"sebutkan satu lagi alasan mengapa menurutmu ini perlu?"

(menarik napas panjang)" Kita sudah pernah membahas ini. Dan ini adalah jalan keluarnya, kita telah sepakat. Kalau kau bilang kau ingin lari bersamaku."

"tapi bukankah masih ada cara lain? apa dengan cara seperti ini..."

"cukup!"

"kamu bilang kau cinta aku? kamu bilang kau ingin selamanya bersamaku?"

"iya.. tapi.."

"kupikir kesepakatan kita tidak perlu kata tapi."

"baiklah.... apa kau pikir malam ini tepat?"

"tak ada malam yang lebih tepat dari malam ini"

"untuk itu? tepat untuk menyerahkan itu semua?"

"Ya. kini kau yakin kan sayang?"

"........."

"apa yang kau pandangi dari surat itu? foto-foto itu? kau tahu..."

"ya aku tahu! ........."

"sayang?"

"........"

"Kau yakin kan sayang...malam ini, adalah malam yang tepat untuk bunuh diri."

"Ya, aku yakin."



Dan keesokan paginya, warga Kompleks Jingga menemukan sesosok tubuh perempuan terbujur kaku dengan silet di kamarnya. Tidak ada apa-apa di kamar itu, tidak ada pesan, tidak ada tanda-tanda kerusakan. Yang ada hanya sebuah surat, setumpuk foto yang berserakan dan sebuah laptop yang masih menyala dengan sebuah profile facebook menampilkan foto perempuan manis bergaun ungu. 'Malam yang tepat adalah malam ini. Update 5 hours ago'


-Untuk kematian Lembayung yang diratapi Jingga malam ini.-

0 komentar:

Posting Komentar