Ya, Ini Untuk Kamu


Malam dan teman-temannya. Seperti biasa, malam-malam musim gugur, langit bertahan di atas lima derajat. Malam lain dengan lantunanan lagu-lagu D’cinammons, Tika and The dissident, Efek Rumah Kaca.. ah, para dewi tak mampu membuat malam yang lebih indah daripada malam ini...

Ring, ring it's you again heart pops

I loved to hear you

It's been all day

I've been waiting for you

Yeah, mungkin ini terlalu malam untuk roman picisan. Tapi sumpah! Rasanya aku bisa gila kedinginan. Di kejauhan, menara gereja masih menyala, sebelas seperapat, disana pukul berapa?

‘lima seperempat’, jawabmu.

Loving you it hurt sometimes

I'm standing here you just don't bye

I'm always there you just don't feel

Or you just don't wanna feel

Don't wanna be hurt that way

It doesn't mean I'm givin' up

I wanna give you more

And more and more'

Lalu?

Bolak-balik aku melihat pesan-pesan singkat dari si Oon, nama handphoneku. Yeah, it makes me smile.. And it makes me break..

And when i heard your super electrical voices’..

Kalau kamu kenal aku dulu. Aku benci, aku benci, aku benci menulis sebuah tulisan picisan. Aku selalu ingin jadi berbeda. Aku selalu mau jadi unik. Aku selalu mengelak untuk menjadi normal. Dulu aku menulis tentang mimpi, tentang kritik-kritik pedas, mencoba menjadi dewasa jauh sebelum waktuku, tenggelam dalam diskusi gelap, berenang dalam imajinasi-imajinasi liar, membual tentang para filsuf yang tak pernah kukenal, berteriak-teriak di pusat kota tentang bumi dan kedamaian. Dan aku selalu senang, ketika mereka bilang aku gila.

From the crowded space,

there I saw messiah

I stepped into his embrace in flourescent fastfood lights

Melted by his gaze.

Hotter than hell’s fire

Aku memaksa diriku menjadi entitas yang berbeda, lepas dari identitas. Mati-matian membersihkan diri debu-debu borjuis, melumuri diri dengan berlian-berlian sosialis. Aku berkawan dengan teman-teman unik. Yang berpikir dengan cara yang ajaib. Mendengarkan musik-musik indie, membenci sistem, merusak sistem, culture jamming, membenci kapitalis, melawan hedonitas. Aku jatuh cinta pada pria-pria absurd, berusaha menjadi seabstrak yang aku bisa. Aku pikir aku berhasil jadi unik, aku pikir aku berhasil jadi aneh.

Once upon a time,

I was sacrilegious

I did not believe in the existance of the lord

Came upon the day, epiphanically

He came down to rescue me and fell in love with me

Dan lalu, ditengah-tengah absurditas kehidupanku yang sempurna, kamu datang, tidak mengendap-endap seperti pencuri. Kamu datang seperti tamu, mengetuk pintu, minta masuk, duduk dan kusuguhi minum. Kamu manusia paling normal yang pernah kutemui.

I'd try to get you out of my mind & manytimes

I try to step on the ground but shape of you,

taste of you, smell of you

Spinning in my head..

Kamu berpikir normal, kamu suka musik mainstream, makan di restoran-restoran yang ramai dikunjungi orang-orang, menonton serial yang sedang booming, mengendarai mobil yang dipakai sejuta orang di kota, kamu tidak mencoba menjadi berbeda. Tanpa dosa kamu duduk nyaman dalam debu-debu hedonisme. Dan yang semakin membuat diriku terperangah, mataku tak bisa membuatmu tampak berdosa. Kenormalanmu membuatku jatuh hati. Ya.. Untuk pertama kalinya, si aneh jatuh hati pada si normal.

Mayday!.. Mayday!..

I need some help!!!

It feels burning inside of my head!

Don't look at me, don't stare at me, & don't laugh

Please stop me 'cause I think I'm in love!

Aku terpesona dengan kenormalanmu. Aku terpukau dengan pikiranmu yang tak bercabang. Aku jatuh cinta pada kesederhanaanmu. Kamu tidak serumit aku dan kehidupanku. Kamu simpel, sesimpel satu tambah satu. Pikiranmu mudah ditebak, karena kamu tak punya selubung. Tak seperti aku yang penuh labirin, penuh selubung yang membuat diriku tersesat dalam pikiranku sendiri. Kamu segaris, sedangkan aku corat coret marut. Kamu tertatur, tertata.. Aku kacau balau.

Take me out of here!!!!,

take me out of here!!!!

I'm not my self, not I used to be Yes I am Strong,

I wanna be a supergirl

Well,..I just miss being me..

Aku kehilangan absurditasku. Perlahan kamu membuatku sadar, aku tak perlu berusaha keras untuk menjadi berbeda. Aku tak perlu berselubung untuk menjadi unik.

so would you let me be myself

reach all my my dreams and hopes

Aku tak perlu menjadi aneh untuk dapat diterima dan dicintai.

your eyes says more than anything

that really means to me

so darling would you now

would you set me free

Kamu mencontohkanku untuk menjadi normal. Sebuah kehidupan yang masih aneh di lidahku. Belajar yang rajin untuk orang tua, menjadi kebanggaan keluarga, hidup untuk masa depan yang menjanjikan. Kamu menunjukan, sisi normal dari dunia, dengan caramu yang membuat sesuatu yang biasa menjadi tampak indah dimataku.

If everything has been written down

So why worry, you say

It’s you and me with a little love does sanity

If life is every changing

Kadang aku termenung, bingung sendiri. Bagaimana seorang absurd sepertiku bisa kecanduan oleh kenormalanmu? Aku bimbang, aku takut. Tapi kamu tau? Setiap kali mendengar suaramu, tenggelam dalam pembicaranmu. Syaraf-syaraf otakku mengendur, seperti yang tadinya keriting seperti rambutku, menjadi lentur, menjadi sedikit lebih lurus. Istirahat dari kegilaan. Saat itu aku tahu, kamu titik torsi dalam hidupku. Kamu membuatku berdiri di tengah, menentralisi kegilaan, menegasikan positivisme berlebihan dan juga sebaliknya. Kamu derajat nol kegilaanku.

And I don't want the world to see me, 'Cause I don't think that they'd understand.

When everything's made to be broken, I just want you to know who I am.

Tapi lalu, pada suatu senja yang membuatku meragu, kamu pergi. Mungkin kamu bosan dengan kegilaanku yang naik turun, mungkin kamu enggan berdampingan dengan si aneh, mungkin akhirnya kamu sadar aku tak senormal kelihatannya. Dan aku... aku sadar, aku kehilangan seseorang yang paling berharga. Dan ketika itu, semua sudah terlambat...

Ku terus berjalan

Ku terus melangkah

Kuingin ku tahu engkau ada

Aku berpikir untuk pergi juga. Sudah selesai, kenormalan sudah selesai, mari menjadi gila lagi. Tapi tak semudah itu, tak semudah itu melupakan normalitas dan kembali menjadi absurd. Kamu lelaki pertama yang tak membutuhkan purnama, bunga-bunga dan bidadari untuk menaklukanku. Kamu dan kesederhanaanmu. Itu saja. Dan kini, kita terombang-ambing, tak tahu jalan kemana...

Tiada yang terobati

Di dalam peluk ini

Tapi rasakan semua

Sebelum kau kulepas selamanya

Menurutmu sebaiknya aku pergi juga? Kembali dalam absurditasku, melupakanmu selamanya?

selalu ada yang bernyanyi dan berelegi dibalik awan hitam semoga ada yang menerangi sisi gelap ini

menanti seperti pelangi setia menunggu hujan reda

aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember

di bulan desember

sampai nanti ketika hujan tak lagi

meneteskan luka meretas duka

sampai hujan memulihkan luka

Sampai kita menemukan takdir lain yang bersinggungan. Sampai ada waktu ketika dunia menerima, absurditas dalam kenormalan atau kenormalan dalam absurditas. Sampai... waktu nanti.

when i see that smile upon your face

deep in your eyes you had it all.

===

kangen tengah malem dan males ngapa-ngapain.Terima kasih untuk kotak musik digital yang menjadi inspirator utama dan menjadi setengah isi dari celoteh ini, Maaf untuk tulisan yang semakin tak berisi, kawan.. :(

0 komentar:

Posting Komentar