"bagaimana kalau malam ini?"
"kamu yakin?"
"aku selalu yakin, kamu yang selalu bimbang."
"ohiya?"
"ya, tapi malam ini aku punya perasaan yang kuat untuk ini."
"......."
Malam Yang Tepat
Diposting oleh
Si Jingga
on Minggu, 31 Januari 2010
Label:
kepada awan-awan,
prosa
/
Comments: (0)
Tentang Seorang Lelaki Yang Biasa Saja
Dari balik asap-asap tembakau beracun yang kuhirup sore tadi, seorang lelaki berperawakan biasa saja, dengan kependekan yang agak diatas rata-rata, dengan kulit sawo matang yang membaur dengan lampu sorot yang menerawang malu-malu, melangkah naik ke atas panggung. Bajunya kemeja hijau-merah dengan celana jeans hitam belel. Sepatunya coklat kulit multiguna dan rambutnya yang ikal lebat lepek karena baru saja dilepasnya topi putih, entah dia dapat dari mana. Lelaki itu memegang gitar bertangkai panjang, dihadapannya sebuah mic siap dilahap di depan mulutnya. Tam-tam-tam dum-dum-dum. Jamal mulai menghitung dengan tongkat kayunya.
Senar-senar gitar tak berdosa itu mulai dipetiknya tanpa ampun, digesek kanan-kiri,atas-bawah seakan sinar-senar itu adalah menyebab dari ketidakadilan yang dialami Prita, yang dibencinya. Lagu-lagu dramatis dengan efek meraung-raung, setidaknya di telingaku yang buta nada dan gelap musik, bunyinya cukup garang.
Jangan tertipu tampangnya yang manis dan tanpa dosa. Dia seorang pedofil yang memilih anak berumur 17 tahun menjadi kekasihnya. Padahal, yang siap dipetik bertebaran dimana-mana.