Suara jarum jam tertatih-tatih merangkak naik dan meluncur turun, suara dengung laptop yang kepanasan seharian nyala, suara bangku-bangku diseret di Irish Pub di bawah kamar baruku, suara celoteh sayup-sayup dalam bahasa yang asing bagiku di seberang jalan, bunyi tak-tik-tak-tik melodis. Dan tak ada suara lain selain itu.
Bagaimana ya aku akan mulai bercerita? Kalau kuceritakan tentang cuaca, makanan, orang-orang, tempat, bahasa, pasti kau sudah bisa menduganya. Ya, disini dingin sepanjang hari, disini orang-orang berbau keju bukan mau matahari seperti yang biasa akrab di hidungku di kopaja 502, disini pejalan kaki adalah raja bukan seperti di kotaku dimana orang mencari tempat untuk jalan kaki di antara mobil-mobil yang mengantri berantakan di jalanan, disini tidak ada mall luar biasa besar seperti Gran Indonesia, rumah keduaku. Disini, setelah jam 6 semua toko tutup dan semua orang bergegas pulang, tidak seperti di kotaku yang hingar bingar sampai larut malam.
~
Ini malam kedua aku harus tidur dalam hening yang menimbulkan dengung berdentuman di telingamu. Ini minggu kedua aku mencoba berdamai dengan angin yang mengginggil dan mencoba berkawan dengan bahasa yang masih terdengar seperti orang sakit tenggorokan di telingaku.
Bermimpilah! Karena Mimpi Aku Ada
Diposting oleh
Si Jingga
on Minggu, 05 September 2010
Label:
kepada awan-awan
/
Comments: (0)